Salah satunya seperti penelitian yang dipublikasikan oleh Critical reviews in food science and nutrition berjudul Effect of tea and other dietary factors on iron absorption.
Sebab, kandungan asam fitat yang ada pada teh disebut dapat menghambat penyerapan zat gizi pada tubuh.
Perlu diketahui setelah makan, tubuh akan bertugas untuk mencerna dan menyerap seluruh manfaat dari makanan yang dikonsumsi.
BACA JUGA:Masyarakat Dibuat Bingung, Wartawan Rangkap LSM, Dewan Pers Ingatkan 4 Hal
Sayangnya, interaksi antara asam fitat yang ada dalam teh disebut dapat menghambat penyerapan zat besi (Fe), seng (Zn) dan Magnesium (Mg).
Jika hal ini terjadi, maka dikhawatirkan orang tersebut dapat mengalami anemia atau kekurangan zat besi.
Untuk itu dari pada minum teh, para peneliti lebih menyarankan untuk banyak minum air putih termasuk setelah makan.
2. Memicu terjadinya konstipasi
Teh memiliki kandungan senyawa tanin di dalamnya. Nah, karena kandungan tersebutlah mengonsumsi teh setelah makan dikhawatirkan dapat memicu terjadinya konstipasi atau diare.
Sebab, salah satu manfaat dari tanin pada teh adalah bersifat anti diare. Senyawa tersebut bekerja dengan cara mengumpulkan protein di sekitarnya.
3. Memicu Peningkatan Asam lambung pada Perut
teh yang diminum setelah makan diduga berpotensi menjadi katalis yang dapat memicu produksi asam lambung berlebih.
BACA JUGA:4 Jenis Tanaman Hias ini Dapat Mengurangi Stres dan Bisa Menambah Kesan Manis Sebagai Interior Rumah
Asam lambung yang berlebih pada perut diketahui dapat memicu berbagai masalah saluran cerna seperti gastritis dan GERD (Asam lambung parah)
Meski demikian, menurut studi yang berjudul Association between tea consumption and gastroesophageal reflux disease yang dipublikasikan pada 2019, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi teh dan risiko GERD secara keseluruhan.