LINGGAUPOS.CO.ID - Ramai ajakan untuk tidak membeli produk Israel, MUI juga telah mengeluarkan fatwa haram untuk tidak membeli produk yang mendukung Israel, lalu bagaimana solusi yang paling tepat?
Ada juga muncul pertanyaan apakah produk Indomie termasuk produk atau brand yang pro terhadap Israel?
Karena pasalnya hampir semua orang menyukai merk mie instan yang satu ini.
Berikut kita cari tahu sejarah Indomie terlebih dahulu.
BACA JUGA:10 Produk P&G yang Diboikot MUI, Masih Halal Kah Dipakai
Sejarah Indomie
Indomie pertama kali dirintis oleh Djajadi Djaja (lewat PT Djangkar Djati, bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma).
Kemudian Djangkar Djati merubah nama menjadi PT Wicaksana Overseas International Tbk.
Didirikan pada tanggal 27 April 1970, sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. dan memperkenalkan ke publik merek baru: Indomie (gabungan dari kata Indonesia dan Mie) pada tahun 1972. Indomie awalnya hanya memiliki dua rasa (kaldu ayam dan udang).
BACA JUGA:Merek Lokal Mencuat, Boikot Produk Pendukung Israel Menyebar
Selain memasarkan produknya dalam negeri, pada 1982-1983 Sanmaru juga mulai melakukan ekspor ke negara tetangga, seperti Brunei, Malaysia dan Singapura serta ke Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Pabriknya Indomie terletak di Ancol, Jakarta Utara.
Pada tahun 1982, barulah bisnis Salim Group memasuki bisnis mi instan dengan memperkenalkan merek lain bernama Sarimi.
Awalnya, mengingat pada saat itu posisi Salim yang kuat (bahkan memonopoli) perdagangan terigu dengan Bogasari, Salim menginginkan merek Indomie yang populer itu agar berpindah kepadanya.
Di bawah Salim Group, sejak 1984 sampai sekarang, Indomie tetap sukses dan dikenal luas masyarakat Indonesia maupun luar negeri.
BACA JUGA:Sejarah KFC yang Diduga Sebagai Produk Pro Israel