LINGGAUPOS.CO.ID - Ramai ajakan untuk tidak makan es krim Walls karena karena produk Pro Israel, Warganet banyak yang ingin boikot dan beralih ke es krim merk lokal.
Produk es krim Walls adalah salah satu brand asal Inggris yang mencakup produk es krim dan juga daging dibawah naungan Unilever.
Pada tahun 1913, T Walls and Sons mendirikan Walls dan sudah memiliki 50 cabang di seluruh Dunia. Termasuk cabangnya di Israel.
Salah satu perusahaan internasional yang disebut mendukung keberadaan Israel adalah Unilever. Dikutip dari AP News, Kepala eksekutif Unilever, CEO Alan Jope pada bulan Juli 2022 menegaskan komitmen Unilever untuk terus melakukan bisnis di Israel.
BACA JUGA:Ramai Dibicarakan Netizen Indonesia: Benarkah Scarlett Produk Pro Israel?
Lalu kenapa kita harus stop mengkonsumsi produk walls ini? Jawabannya jelas bahwa walls ini merupakan anak perusahaan dari Unilever. Dimana Unilever sudah lama mendukung Israel sejak 75 tahun yang lalu.
Saat itu Israel menjajah Palestina dan menghancurkan kehidupan orang-orang yang bermukim di kawasan Palestina.
Sedikit demi sedikit kawasan yang dimiliki oleh orang-orang Palestina direbut dengan paksa oleh orang-orang Israel.
Bahkan akibat perang yang terjadi pada tahun 1948 negara Palestina terbagi menjadi 3 bagian. Negara Israel, Tepi Barat (Palestina), dan Jalur Gaza (Palestina). Keberadaan Pendudukan Israel di tanah Palestina semakin parah.
BACA JUGA:Produk Israel yang Beredar Warung Warung Indonesia, Kamu Harus Tahu
"Jelas ini adalah masalah yang kompleks dan sensitif yang menimbulkan perasaan yang sangat kuat," ujar Alan Jope. "Ada satu pesan yang ingin saya garis bawahi dalam seruan ini, yaitu bahwa Unilever tetap berkomitmen penuh terhadap bisnis kami di Israel." ujar CEO Unilever Internasional tersebut.
Oleh sebab itulah banyak orang yang tidak mau lagi membeli produk dari Unilever ini. Dan beralih ke produk lain. Berikut ini alternatif produk es krim yang pro Palestina :
Produk Es Krim Pro Palestina
1. Campina
BACA JUGA:Tidak Membeli Produk Pro Israel, Apakah Berdampak untuk Palestina?