PALEMBANG, LINGGAUPOS.CO.ID – Kemarau yang terjadi, membuat Provinsi Sumatera Selatan diselimuti kabut asap. Selain itu juga terancam kekeringan.
Bahkan Selasa 3 Oktober 2023, ibu kota Sumatera Selatan yakni Palembang, kembali menempati urutan pertama kualitas udara terburuk di Indonesia.
Menurut update iqair.com, pukul 09.00 WIB, Indeks Kualitas Udara di Palembang pada angka 176 AQI US.
Adapun penyebab kualitas udara di Palembang terburuk di Indonesia, karena adanya kebekaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa daerah di sekitarnya.
BACA JUGA:Ancaman Kekeringan, Polres Muratara Bikin Sumur
Selain persoalan kabut asap, yang kini menyelimuti kota Palembang dan juga beberapa kota lainnya, Sumatera Selatan kini juga terancam kekeringan.
Bahkan tujuh daerah di Sumatera Selatan diingatkan tentang kekeringan, oleh Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan.
Pasalnya hingga akhir September 2023, ketujuh daerah tersebut memiliki curah hujan yang paling rendah, bahkan ada yang sudah 67 hari tidak hujan.
“Berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa daerah,” jelas Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis dalam pers rilis Selasa 3 Oktober 2023.
BACA JUGA:Sumatera Selatan Pada Fase Puncak Kemarau, 11 Daerah Curah Hujannya Rendah, Kekeringan Mengancam
Adapun ketujuh daerah yang diingatkan akan ancaman kekeringan sebagai berikut.
1. Kota Palembang
Kecamatan Gandus (40 hari tanpa hujan), Seberang Ulu I (34 hari tanpa hujan), Sematang Borang (23 hari tanpa hujan).
2. Kabupaten Banyuasin
Kecamatan Rambutan (22 hari tanpa hujan), Sembawa (33 hari tanpa hujan).
3. Kabupaten Ogan Ilir
Kecamatan Indralaya (36 hari tanpa hujan), Indralaya Utara (39 hari tanpa hujan), Muara Kuang (36 hari tanpa hujan), Tanjung Batu (35 hari tanpa hujan), Sungai Pinang (36 hari tanpa hujan).
4. Kabupaten OKI
Kecamatan Jejawi (35 hari tanpa hujan), Pampangan (38 hari tanpa hujan), Pangkalan Lampam (36 hari tanpa hujan), Tulung Selapan (32 hari tanpa hujan).
5. Kabupaten OKU
Kecamatan Lubuk Batang (35 hari tanpa hujan).
6. Kabupaten OKU Timur
Kecamatan Belitang (35 hari tanpa hujan), Buay Madang (67 hari tanpa hujan).
7. Kabupayen OKU Selatan
Kecamatan Banding Agung (35 hari tanpa hujan).
BACA JUGA:Anda Sering Alami Mimisan? Simak, ini Tips Mengobatinya
Dijelaskan Wandayantolis, kekeringan meteorologis biasanya diikuti antara lain, berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
“Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kekeringan meteorologis. Jika memerlukan informasi lebih detil dapat menghubungi Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan,” jelasnya. (*)