Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, Hutama Karya terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menindaklanjuti titik api yang dapat membahayakan para pengendara.
Bahkan dari sisi pemadaman api, Hutama Karya juga telah menyiapkan kendaraan tangki air dan tim pemadam.
BACA JUGA:Tol Lubuklinggau-Bengkulu Selesai, Lebih Dekat Bandara Mana dari Curup
Selain itu menyiapkan hydrant sumber air di gerbang tol serta alat manual gebyok pemukul untuk menghalau api masuk ke mainroad.
Hutama Karya juga dibantu kendaraan pemadam tambahan dan pemadaman lewat udara dengan helikopter water bombing oleh BNPB, BPBD dan Manggala AGNI serta bantuan water cannon dari Kepolisian.
*Tol Palembang-Indralaya Pertama Gunakan Teknologi Vacuum Consolidation Method
Diketahui, pembangunan ruas Jalan Tol Trans Sumatera hingga kini masih terus dikerjakan.
Khusus di wilayah Sumatera Selatan, ruas Jalan Tol yang masih dikerjakan dan hampir selesai diantaranya Tol Indralaya-Prabumulih, Tol Prabumulih-Muara Enim dan Tol Palembang-Betung.
Dalam pelaksanaan di lapangan, ternyata pihak rekanan yang ditunjuk menemukan sejumlah kendala.
Salah satunya lahan yang akan dibangun Jalan Tol sebagian besar tanahnya labil atau masih berbentuk rawa.
Dikutip dari beberapa sumber untuk mengatasi masalah ini, Kementerian PUPR bersama PT Hutama Karya (Persero) menerapkan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM).
BACA JUGA:4 Fakta Pembangunan Tol Bengkulu-Lubuklinggau, Panjang 95,8 KM, Nomor 2 Bikin Pengendara Tersenyum
Teknologi teknologi Vacuum Consolidation Method ternyata pertama kali digunakan di Indonesia saat pembangunan Jalan Tol Palembang–Indralaya (Palindra).
Penggunaan teknologi teknologi Vacuum Consolidation Method bertujuan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara dalam tanah.
Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) mencatat, kondisi lahan jadi masalah yang dihadapi pengembang saat pembangunan.