“Sebaiknya memang menggunakan masker,” ujar Trisnawarman, dikutip dari sumateraekspres.id.
Lanjut Trisnawan menjelaskan bahwa kabut asap yang lebih banyak terjadi di pagi hari, jadi dihimbau untuk berangkat sekolah dan kerja saat pagi hari untuk terus menggunakan masker.
Ia menjelaskan penggunaan masker yang dihimbaunya bukan saja untuk melindungi dari kabut asap. Tetapi dari virus dan penyakit lainnya sebagai tindak pencegahan.
Kabut asap yang parah terjadi karena maraknya terjadi kebakaran hutan, kebakaran yang terjadi dipicu cuaca panas akibat musim kemarau.
Tak hanya dihimbau untuk menggunakan masker, seluruh warga sumatera Selatan diimbau untuk memelihara pola hidup sehat seperti menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan untuk terhindar dari penyakit demam berdara (DBD) serta tipes.
Terlebih untuk seluruh Masyarakat yang berada di Kota Palembang, yang dinilai kualitas udara yang semakin parah.
BACA JUGA:6 Fakta Tol Indralaya – Prabumulih, yang Mulai Beroperasi Rabu 30 September 2023
Hal tersebut dikabarkan oleh Kepala Stasiun Klimatologi kelas 1 sumatera Selatan, Wandayantolis.
Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel mengatakan bahwa per tanggal 1 September 2023, kualitas udara di kota Palembang sudah melewati Nilai Ambang Batas (NAB).
Yang dimana Nilai Ambang Batas nya berada di sekitar 60,98 meter kubik. Pengukuran tersebut digunakan pengukuran konsentrasi PM2,5.
Pengukuran tersebut bertujuan untuk menghitung indeks pencemaran udara, berupa kondisi kualitas udara yang berdampak bagi Kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
BACA JUGA:Kalau Wali Kota Lubuklinggau Termiskin di Sumatera Selatan, Siapa yang Terkaya, ini Data Lengkapnya
Kualitas udara yang buruk akan menyebabkan berbagai macam penyakit menyebabkan penyakit paru-paru yang sama berbahaya seperti Covid 19 bagi Kesehatan.
Untuk itu dianjurkan untuk terus menggunakan masker untuk mencegah berbagai virus dan penyakit. (*)