Salah satunya Jalan Tol Binjai - Pangkalan Brandan dan Jalan Tol Bangkinang - Koto Kampar (Pangkalan).
Penerapan teknologi LRB memberikan kualitas terbaik pada struktur Jalan Tol yang dikelola sehingga menambah umur ketahanan, aman dan nyaman saat berpotensi terjadi bencana alam gempa bumi.
Fungsi LRB sangat vital dalam menjaga keamanan struktur saat terjadi gempa yang memiliki kemampuan redaman yang tinggi.
Konstruksinya dibuat dari karet alam yang melimpah di Indonesia, sehingga struktur ketahanan Jalan Tol lebih terjamin.
BACA JUGA:Tol Indralaya-Prabumulih Siap Beroperasi, Panjang 64,5 KM, ke Palembang 1 Jam
Sebelum diproduksi dalam jumlah banyak, LRB harus diuji secara kondisi dinamik gempa untuk membuktikan performa karakteristik.
LRB tentunya memiliki kualitas mutu produk yang harus lulus verifikasi sesuai standar spesifikasi yang berlaku.
Dengan difasilitasi pengujian dinamik gempa dengan kecepatan tinggi untuk Seismic Isolator yang pertama di Indonesia, yaitu MSLAB, dimana mesin uji yang dimiliki termasuk yang terbesar di Asia Tenggara.
Sementara itu, proses pembangun konstruksi Jalan Tol Bangkinang-Pangkalan sepanjang 24,7 KM mencapai 83,24 persen.
Jalan bebas hambatan Pekanbaru-Padang itu merupakan koridor penghubung jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dibagi 6 seksi.
Jalan tol ini menghubungkan konektivitas Provinsi Sumbar dan Riau dengan total panjang 254 KM.
Informasi ini disampaikan PT. Wijaya Karya (WIKA) melalui akun instagramnya.
Saat ini, menurut WIKA ruas tol itu fokus pada tahap pengerasan dan slab pada jembatan.
BACA JUGA:Exit Tol Lubuklinggau Beroperasi, Obati Kangen Air Terjun Niagara Amerika, Hanya 16 Menit
Dengan adanya tol ini, akan mempermudah mobilitas, meningkatkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah Sumatera.