Sang Raja ingin melihat kuburan kedua orang yang dikasihinya. Dehe Enam dan Hulubalang mengantarkan Sang Raja ke Kuburan Dewi Bungsu dan Putranya.
Sang Raja bersimpuh di gundukan tanah merah, sambil berdo'a dan meneteskan air mata. Dalam hati Sang Raja meyakini bahwa Dehe Enam tidak mengarang-ngarang cerita.
Walaupun sebelumnya Sang Raja ada perasaan curiga kepada Dehe Enam. Setelah melihat makam istri dan anaknya, dan melihat situasi kerajaan yang memang tidak terlihat permaisuri dan anaknya, Sang Raja berusaha menerima kenyataan.
BACA JUGA:Keramat Moneng Lebeh, Legenda Dusun Terawas Musi Rawas, Seberangi Sungai Cukup Pakai Sejadah
Dengan langkah berat, Sang Raja minta diantar ke kamarnya untuk beristirahat. Hulubalang pun sigap tanpa menunjukan kecurigaan walaupun sebenarnya hulubalang adalah kaki tangan Dehe Enam.
Dehe Enam mengiring Sang Raja, dengan perasaan kemenangan dan semua berjalan sesuai rencana. Waktu terus bergulir tanpa mau mundur, dan itulah kehidupan yang terus mengalir seperti air.
Demikianlah Sang Raja Bujang Bekorong dengan kerajaannya yang harus tetap hidup menjadi kerajaan yang kuat dan disegani oleh lawan.
Seperti biasanya malam itu Sang Raja, belum dapat memejamkan matanya.Ia merasa gelisa di pembaringan yang sangat indah tanpa ada pendamping yang menemani malamnya.
BACA JUGA:Sejarah Dusun Terawas Musi Rawas, Dikelilingi 6 Keramat, Mitos Ada Ikan Seluang Kebal
la berdiri, duduk, dan berjalan, hingga pada suatu sumber suara Sang Raja tertegun sejenak dan bertanya. Dalam hati, siapa dan dengan siapa berbicara? Sang Raja mengendap-endap menuju sumber suara, dan di balai istana.
Tampak anak kecil sepertinya sedang berbicaradengan seseorang namun keberadaannya kurang jelas. Sang Raja menguping pembicaraan, walau terdengar samar-samar.
Dari kejauhan Sang Raja melihat Sosok besar itu memeluk anak kecil itu, dan perlahan sosok besar itu sepertinya terbang menghilang. Rasa penasaran Sang Raja semakin menjadi, ada rasa getaran di hatinya dan keyakinan, jangan-jangan permaisurinya Dewi Bungsu.
Anak kecil tersebut kembali ke dapur, namun Sang Raja mendekapnya dan bertanya pada ruangan yang tidak diketahui orang lain. Anak kecil itu mengatakan bahwa namanya Budak Bosok, tadi la baru saja berbicara dengan ibunya.
BACA JUGA:Selangit Musi Rawas, dari Ikan Salai yang Angit, Raja Majapahit Merana Ditinggal Putri Bungsu
Sang Raja semakin penasaran, mendengar kata ibu, “Bukankah ibumu yang berkerja di dapur? “Tidak, tidak.... Ibuku berada dilangit khayangan,” Budak Bosok menjelaskan tentang keberadaan ibunya.
Mendengar langit Khayangan Sang Raja semakin bersemangat mengorek keterangan dari anak kecil tersebut. Walau sebenarnya sudah muncul getaran-getaran darah terhadap Budak Bosok tersebut.