Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno.
Kemunduran Kerajaan Sriwijaya akibat serangan dari Kerajaan Colamandala India.
Dalam serangan tersebut Raja Sanggrama Wijayatunggawarman sempat ditangkap namun dibebaskan kembali.
BACA JUGA:Masyarakat Antusias Ikuti Sosialisasi Hari Keluarga Nasional dan Cegah Stunting dari BKKBN
Serangan yang dilakukan kerajaan Colamandala melemahkan kedudukan Sriwijaya.
Pada 1275 Kerajaan Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan Melayu dan Singosari dalam rangka ekspedisi Pamalayu.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kehancuran akibat serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1337.
Selanjutnya keberadaan Sriwijaya di Bengkulu, daerah Rejang Lebong ditemukannya Menhir Situs Rimba, Batu - Batu Arkeologi berbentuk Gajah.
BACA JUGA:Ini Daerah yang Berpotensi Menjadi Ibu Kota Sumsel Barat
Kemudian beberapa batu-batu arkelogi yang belum masih tergali diyakini adalah peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya pada masa keruntuhannya ketika kehadiran Majapahit dan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
Batu-batu Arkeologi ini memiliki keterhubungan dengan Dinasti Syeilendra, Candi Borobudur yang ada di Magelang, Jawa Tengah.
Beberapa temuan di Desa Lawang Agung Sindang Beliti Ulu Rejang Lebong diungkapkan Juhadi Sambal Duo Juru Kunci Menhir Situs Rimba.
Banyak yang beranggapan kerajaan Sriwijaya adalah legenda Sriwijaya atau mitos yang tidak masuk akal. Tetapi banyak situs sejarah menunjukkan Kerajaan Sriwijaya ada fakta kebenarannya.
BACA JUGA:Soal Pemekaran Sumselbar, Mantan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti Sebut Sangat Memungkinkan
Keberadaan Sriwijaya sebagai kerajaan besar di Indonesia bahkan di dunia hingga ke wilayah Asia Tenggara dan berpengaruh lagi hingga ke negara lainnya.
Kerajaan Sriwijaya lebih kepada makna kerajaan yang sebenarnya yaitu tentang kerajaan yang menghidupkan nilai-nilai ke-Tuhanan dalam melebarkan kekuasaan nya tidak dengan kekerasan apalagi dengan peperangan.