JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID - Puasa Arafah identik dengan Idul Adha yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijah setiap tahunnya.
Sebab puasa Arafah adalah puasa sunah dilaksanakan umat muslim pada tanggal 9 Dzulhijah atau satu hari sebelum perayaan Idul Adha.
Kenapa puasa Arafah harus dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah setiap tahunnya?
Ya pada tanggal 9 Dzulhijah, umat islam yang berangkat melaksanakan ibadah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah.
BACA JUGA:Idul Adha 2023, Jokowi Kurban Sapi 38 Ekor Untuk di 38 Provinsi
Makanya puasa sunah yang dilaksanakan sebelum Idul Adha setiap tahunnya ini dinamakan Puasa Arafah.
Keutamaan menjalankan ibadah puasa diberikan kepada mereka yang sedang tidak menjalankan ibadah haji.
Bagi yang mengerjakannya dijanjikannya ampunan dosa setahun yang telah lalu dan setahun lagi yang akan datang.
Menurut Pembina Tahfizh Quran Ponpes As’adiyah Galung Beru Bulukumba, Ustadz Jusman Imam mengatakan, Arafah bermakna keyakinan.
BACA JUGA:Jemaah Haji Lubuklinggau yang Meninggal Dunia, Ingin Meninggal di Tanah Suci, Meskipun Sudah 8 Kali Haji
Penamaan ini ada hubungannya dengan peristiwa nabi Ibrahim yang mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya melalui mimpi.
Pada hari 9 bulan Dzulhijjah itulah nabi Ibrahim yakin bahwa mimpinya benar.
Untuk mengabadikan peristiwa tersebut, yakni kejadian di saat hati nabi Ibrahim yakin atas mimpinya, maka hari kesembilan bulan Dzulhijjah dinamai dengan hari keyakinan atau hari Arafah.
Lebih lanjut Ustadz Imam menjelaskan, puasa hari Arafah itu memiliki makna, yakni:
BACA JUGA:Pendapat Buya Yahya Tegas Puasa Arafah Bareng Arab Saudi Diperbolehkan, Begini Penjelasannya!
1. Puasa Arafah hukumnya sunah muakkadah, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu, kecuali bagi jemaah haji yang sedang wukuf.