Perkataan Ishaq adalah tambahan dari orang-orang atau pendeta mereka dari ahli kitab, seperti kata pengarang tafsir al-Munir, Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaily:
“Maka perkataan “Ishak” itu termasuk tambahan dan penyimpangan dari mereka terhadap kitab Allah (at-Taurat), dan jika bukan begitu, maka sesungguhnya Ishak bukan anak bungsu dan anak satu-satunya Ibrahim, melainkan yang disebutkan begitu adalah Ismail (sebagai anak satu-satunya sebab Ishak belum lahir). Kemudian setelah Ibrahim bersungguh-sungguh untuk menyembelih Ismail, maka Ismail patuh kepada perintah Allah, lalu Allah memberikan kepada Ibrahim satu anak lagi yaitu Ishak.”
Jadi, kita ulang kembali apa yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam manakibnya adalah kuat, yaitu:
“Aku adalah anak laki-laki dari dua orang yang mau disembelih, maksudnya dari keturunan Nabi Isma‘il dan ayahnya sendiri Abdullah, dimana Abdul Muthalib ayahnya Abdullah pernah bernazar untuk menyembelih anak (laki-lakinya) bila dia dikaruniai sepuluh anak laki-laki, atau Allah memudahkannya penggalian sumur zam-zam. Maka ketika kedua perkara itu terpenuhi, Abdul Muthalib mengundi, dan anak panah undian itu jatuh kepada diri Abdullah, tetapi saudara-saudaranya menghalang-halangi Abdul Muthalib (menyembelih Abdullah) dan mereka berkata: Tebuslah putramu Abdullah dengan 100 ekor unta, lalu Abdul Muthalib menebusnya dengan 100 ekor unta.”
Di dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa yang disembelih itu memang Nabi Ismail bukan Ishak.
BACA JUGA:Kapan Jadwal Cuti Bersama Idul Adha 2023? Cek di Sini
Demikianlah riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah, Abu Thufail, Amir bin Wathsilah dari kalangan shahabat, dan Saad bin Musayyab, Said bin Jubair, al-Hasan al-Bashri, Mujahid, asy-Sya‘bi, Yusuf bin Mihran, Rabi‘ bin Anas, Muhammad bin Ka‘ab al-Qurdli, al-Kalbi, Alqamah, Abu Ja‘far Muhammad bin Ali, dan Abu Shaleh dari kalangan tabi‘in.
Semua mereka itu berkata: Anak yang disembelih itu adalah Nabi Ismail, dan pernyataan tersebut dikuatkan oleh al-Qurthubi dalam tafsirnya: الجامع لأحكام القرآن , sebagai berikut:
“Pendapat ini sangat kuat dari segi riwayatnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari shahabat, dan dari tabi‘in.”
Hanya sayangnya orang-orang Yahudi sangat dengki kepada orang Arab atas anugerah Allah yang diberikan kepada bapak mereka Nabi Ismail AS, lalu mereka membuat kedustaan dengan menambah-nambah riwayat dalam Taurat dan mereka susupi riwayat-riwayat apa yang disebut israiliyat dalam sebahagian hadits dan atsar.
BACA JUGA:Idul Adha 2023, Lubuklinggau Butuh 800 Sapi dan 1.200 Kambing untuk Kurban
Memang dalam Perjanjian Lama Kitab Kejadian 22:1 disebutkan: Ambillah anakmu yang tunggal itu yang engkau kasihi yakni Ishak, pergilah ke tanah muria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan kukatakan kepadamu. Apakah anak tunggal itu dan siapakah dia? Anak tunggal pada saat diperintahkan untuk dikorbankan ialah anak yang tidak mempunyai kakak atau adiknya waktu itu.
Tapi di dalam Kejadian 17:24-27 disebutkan: Bahwa Ibrahim dan orang-orang di rumahnya diperintahkan Tuhan untuk disunat (khitan). Waktu itu umur Ibrahim 99 tahun.
Waktu Ishak lahir umur Ibrahim 100 tahun dan istrinya Sarah 90 tahun. Ishak disunat pada umur 8 (delapan) hari (Kejadian 21:4) dari hari kelahirannya.
Ismail lahir waktu Ibrahim berumur 86 tahun (Kejadian 6:16). Waktu Ibrahim berumur 99 tahun ia dikhitankan bersama Ismail.
BACA JUGA:Idul Adha 2023 Tanggal Berapa? Ini Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
Jadi umur Ismail waktu dikhitan adalah 13 tahun, yaitu umur Ibrahim 99 tahun dikurangi waktu Ismail lahir ia berumur 86 tahun.