Namun juga berakhlak mulia dan penuh idealisme. Beliau bernama Necmettin (Najmuddin) Erbakan.
BACA JUGA:Waspada Saat Membeli Barang di Lapak Facebook, Ini Saran Tim Macan Linggau
Beliau masuk parlemen Turki tahun 1969 dari kalangan Independen hingga beliau wafat 27 Februari 2011.
Selama hidupnya Erbakan sepenuhnya memperjuangkan Islam agar terus eksis di Turki demi mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Pengaruh beliau selama 40-an tahun dalam kehidupan politik, pemerintahan, pendidikan, ekonomi Turki (bahkan Dunia Islam) sungguh sangat luar biasa.
Tidak diragukan lagi bahwa, apa yang dicapai Erdogan selama 21 tahun belakangan ini adalah hasil pembinaan Necmettin Erbakan.
BACA JUGA:Gara-gara Ibunya Harus Ditandu Menuju Rumah Sakit, Bayi Kembar Lahir Beda Hari dan Beda Provinsi
Yang menarik dari perjalan politik Islam Turki pasca-keruntuhan Khilafah Islamiyah di era Kemal Ataturk, adalah adanya kesinambungan perjuangan antara tiga tokoh besar: Adnan Menderes (1950-1960), Necmettin Erbakan (1969-2000) dan Erdogan (2000-sekarang).
Kendati lahir dari madrasah yang berbeda, khususnya dengan Adnan Menderes, namun kontinyuitas itu tercermin dari ideologi dan idealisme perjuangannya. Ideologi dan idealisme perjuanganlah yang mengikat mereka dalam menyelamatkan dan membangun sebuah negeri yang bervisi dunia wal akhirat!
Dalam kasus Indonesia, tampaknya kepiawaian Adnan Menderes dalam mengkapitalisasi kekuatan masyarakat, dan kegigihan Erbakan dalam memandu rakyat menuju era kemajuan serta kecerdasan dan keberanian Erdogan dalam menghipnotis Dunia Barat, agak-agaknya ada pada figur Anies Baswedan!
Semoga kemenangan Erdogan, Ahad adalah juga kemenangan Anies Baswedan di tahun 2024 kelak. Insya Alloh. (*)
*) Muarabeliti Sumsel, Ahad 14 Mei 2023. Penulis adalah pemerhati sosial.