Oleh: Hendy UP *)
Masihkah kekuatan Partai Keadilan dan Pembangunan cukup digdaya mengusung incumbent Recep Tayyip Erdogan?
Banyak pengamat menyayangkan bahwa kekuatan nasionalis dan golongan anti-sekulerisme yang berada di belakang Sinan Oğan dari aliansi Leluhur tidak mampu disatukan.
Sungguh sangat mengerikan! Dalam kampanyenya, partai oposisi sekuler mengancam akan membubarkan semua hal yang dibangun pemerintahan Erdogan yang berbau Islam dan akan mengembalikan Turki ke masa kekuasaan sekularisme.
Kita berharap, 60 juta-an pemilih Turki yang tergabung dalam 24 partai politik itu, besok Ahad 14 Mei 2023 akan kembali memilih Erdogan.
BACA JUGA:Anies: Erdogan Nusantara? (1)
Bagaimana pun, Erdogan adalah simbol penerus perjuangan ideologi Islam yang telah ditancapkan oleh pendahulunya Adnan Menderes.
Bagaimana pun, kemenangan Erdogan besok akan menguatkan ghiroh perjuangan Muslim Indonesia di tahun 2024 kelak.
Perjuangan sang negarawan Adnan Menderes dahulu yang telah berhasil mengenyahkan anasir-anasir sekulerisme dan seluruh derivatnya di negeri Turki, barangkali mirip perjuangan Anies Baswedan yang sedang dipikul tahun ini.
Tentu saja, jika masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas Muslim tetap bersatu padu dalam menjalankan amar ma'ruf nahi munkar, maka kekuatan manapun akan terkalahkan.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Belum Berani Sebut Nama Calon Presiden
Tantangan Kaum Sekuler
Belajar dari sejarah Turki, bahwa kelompok sekuler (seperti halnya PKI) akan selalu memperalat militer dan kaum miskin.
Dahulu militer Turki mengkudeta Adnan Menderes, memenjarakannya dan menjatuhkan hukuman gantung padanya pada 17 September 1961 atas tuduhan ingin mengembalikan Islam ke dalam pemerintahan Turki.
Namun, tak diduga pada tahun 1969 Allah munculkan lagi seorang tokoh besar Islam yang menguasai teknologi, ekonomi dan politik.