JAKARTA, LINGGAUPOS.CO.ID – Pada Kamis 20 April 2023 akan terjadi Gerhana Matahari Hibrida yang dapat diamati di Indonesia.
Dikutip dari bmkg.go.id, Selasa 18 April 2023, dijelaskan bahwa Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris.
Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.
Kemudian tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
BACA JUGA:20 April 2023 Gerhana Matahari Hibrida Bakal Gelapkan Langit Indonesia, Apakah Berbahaya?
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Sehingga Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana, Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.
Terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian.
BACA JUGA:BRIN: Indonesia Akan Alami Beberapa Kali Gerhana Matahari di 2023
Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.
Sementara itu, Gerhana yang teramati dari Sumatera Selatan berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0,397 di Martapura hingga 0,328 di Rupit.
Secara umum, gerhana di Sumatera Selatan akan dimulai pada pukul 09.34 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 10.42 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 12.01 WIB.
Durasi gerhana yang teramati di Sumatera Selatan rata-rata adalah 2 jam 20 menit.