3. Mendapatkan 2 Kegembiraan
Orang yang melaksanakan puasa mendapatkan dua kegembiraan, yaitu kegembiraan duniawi nikmatnya saat berbuka puasa dan kegembiraan ukhrawi saat menemui Allah di hari akhirat kelak.
Dari Abū Hurairah, dari Nabi saw (bahwa) beliau bersabda: Orang yang berpuasa itu memiliki dua kegembiraan: kegembiraan saat berbuka puasa dan kegembiraan ketika menghadap Tuhannya Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung [HR Ahmad].
BACA JUGA:Sultan yang Mengaku Ditembak, Ternyata Tidak Kebal, Kesal dengan Jalan Rusak
4. Dijauhkan dari Api Neraka
Orang yang berpuasa satu hari saja di jalan Allah akan dijauhkan dari api neraka sejauh 70 tahun.
Dari Abū Sa‘īd al-Khudrī r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah akan dijauhkan Allah dirinya dari neraka sejauh tujuh puluh tahun [HR Muslim].
BACA JUGA:Banjir Tak Halangi Pasangan di Musi Rawas Menikah, Naik Perahu Pakai Pakaian Pengantin
5. Mendapat Pintu Khusus di Akhirat
Orang yang berpuasa akan mendapatkan keistimewaan memasuki syurga melalui pintu khusus di hari akhirat nanti.
Dari Sahl r.a., dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Sesungguhnya di syurga terdapat sebuah pintu yang diberi nama ar-Rayyān, yang melaluinya orang-orang berpuasa masuk ke syurga di hari kiamat. Pintu itu tidak dilalui oleh siapa pun selain mereka.
Di akhirat nanti dilakukan pemanggilan: Mana orang-orang yang berpuasa? Lalu mereka berdiri [dan masuk ke syurga] dan tidak ada seorang pun masuk melalui pintu itu. Apabila mereka telah masuk pintu itu ditutup sehingga tidak ada seorangpun masuk melaluinya [HR alBukhārī].
BACA JUGA:49 Sekolah Terdampak Banjir di Musi Rawas, Berikut Daftarnya
6. Pintu Rahmat Dibuka
Bulan Ramadan adalah bulan rahmat di mana pintu langit dibukakan guna mencurahkan rahmat Allah kepada hambahamba-Nya.
Dari Dari Abū Hurairah (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Apabila telah masuk bulan Ramadan, dibukalah pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka, dan syaitansyaitanpun dibelenggu [HR al-Bukhārī].