Psikolog dari Universitas Andalas, Padang, Nila Anggreiny, juga turut mengatakan permainan lato-lato yang tengah viral di kalangan masyarakat punya dampak positif terhadap anak-anak. Ia menyebut permainan lato-lato telah mengalihkan perhatian anak-anak dari ponselnya.
"Permainan tradisional ini tentunya baik bagi anak, karena mengalihkan perhatian mereka dengan Handphone,"kata Niula.
Dia menyebut permainan lato-lato memiliki nilai positif dari sejumlah aspek. Salah satunya aspek perkembangan anak. Dari aspek perkembangan anak, lato-lato bisa melatih koordinasi mata dan motorik anak tangan.
Nila menilai permainan apa saja sebenarnya dapat membantu anak dalam menstimulus aspek perkembangan anak.
BACA JUGA:Membuat Akun Telegram Tanpa Nomor HP SIM Card, Emang Bisa?
Bermain menjadi media perkembangan anak. Karena dengan bermain akan dapat mengembangkan aspek kognitif, motorik, emosi dan sosial anak.
“Di sisi aspek sosialnya, bermain game online atau handphone juga kurang, karena anak tidak berinteraksi langsung dengan teman sebayanya. Sehingga anak-anak tidak belajar untuk bersosialisasi serta memecahkan masalah dalam kehidupan nyata,” ucap Nila Anggraeiny.
Nila menyarankan agar anak-anak berusia di bawah lima tahun perlu diawasi orangtua saat bermain lato-lato. Sebab, anak yang berusia di bawah lima tahun, koordinasi mata dan tangan belum berkembang dengan baik.
“Perlu pengawasan orangtua agar tidak mendatangkan bahaya bagi anak,” ucap Nila.
BACA JUGA:Hotman Paris: Mantan Suami Melapor ke Polisi, Siap Bantu Norma
Begitu pula bagi anak yang berusia di atas lima tahun. Juga butuh perhatian orangtua saat anak bermain lato-lato. Karena bisa saja anak-anak menjadikan lato-lato sebagai alat untuk menyakiti temannya.
Lato-lato juga memberikan efek positif kepada para pedagang mainan. Banyak pedagang yang meraup untung jutaan karena permainan ini.
Salah satu penjual grosir lato-lato, Eliana, mengaku dapat menjual hingga 5 karung lato-lato dalam sehari. Sebagai informasi, 1 karung lato-lato berisi 500-600 pasang.
Untuk harga yang dijual pun beragam, tergantung dari bahan yang digunakan dan ukurannya. "Kalau di sini harga grosirnya ada yang kena Rp 48.000, Rp 60.000 selusinnya. Macam-macam, ada yang kena Rp 45.000, Rp 54.000, beda-beda sih," ucapnya
BACA JUGA:Ustadz Raji: Semoga Keputusan Kapolda Sumatera Selatan Soal Organ Tunggal Remix Diikuti
Untuk harga jual lato-lato sendiri juga tidak menentu, bisa naik atau turun. Menurut Eliana, harga lato-lato tergantung dari pabrik tempat ia membeli yang berada di daerah Jawa. "Yang pastinya kena ongkirnya mahal karena kan terhitung kiloan. Itu (lato-lato) mahal juga karena terhitung ongkirnya," ujarnya.