"Sangat perinci. Peraturan pemerintah pun sudah ada. Sudah sangat perinci," lanjutnya.
Namun, masyarakat kita sepertinya memang telah lupa.
Sudah lama tidak ada gempa yang menimbulkan banyak korban jiwa.
"Gempa Cianjur seperti membangunkan ingatan masa duka nan lalu," tulisan Dahlan.
BACA JUGA:Spanyol 7 Vs 0 Kosta Rika: La Furia Roja Pesta Gol!
Dahlan menyebut di zaman medsos ini begitu banyak muncul video tutorial melalui YouTube.
Banyak pula penggemarnya. Pun sampai tutorial bagaimana menata alis.
Demikian pula Prof Suprobo, dia pun membuat tutorial khusus soal tips membangun rumah tahan gempa, termasuk bila rumah itu dibangun dengan batu bata.
"Tidak ada jalan lain. Tiap tiga meter harus diberi slop yang terbuat dari beton. Lalu antar-slop itu dihubungkan dengan slop pula," Dahlan mengutip perkataan Prof Suprobo.
BACA JUGA:Jerman 1 vs 2 Jepang: Samurai Biru Libas Jerman
"Kalau itu sudah dipenuhi masih harus dilihat disiplin penerapannya. Yang biasa 'dicuri' kontraktor, mandor, atau tukang adalah tulangannya," lanjutnya.
"Tidak bisa ditawar. Tulangan itu harus tiap 10 cm," katanya.
"Biasanya dijarangkan sampai 15 atau 20 cm," begitu Dahlan menulis penjelasan profesor kelahiran Klaten itu.
Kemudian, ukuran baja tulangan yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya itu seharusnya 10 mm.
BACA JUGA:Argentina vs Meksiko Piala Dunia 2022: Hidup atau Mati?
"Biasanya juga dicuri menjadi 6 mm," ujarnya.