LINGGAUPOS.CO.ID - Jadwal Salat untuk Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Selasa 4 Oktober 2022
Jadwal salat ini bisa dijadikan pedoman dan dibagikan sebagai informasi kepada warga Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Muratara agar mengetahui jadwal salat fardu 5 waktu.
Jadwal salat ini terdiri atas jadwal salat fardu 5 waktu (salat subuh, salat zuhur, salat ashar, salat magrib, dan salat isya) ditambah salat duha.
Berikut ini jadwal salat 5 waktu dan salat duha:
Kabupaten Musi Rawas
IMSAK 04:28 WIB
SUBUH 04:38 WIB
TERBIT 05:49 WIB
DUHA 06:16 WIB
ZUHUR 12:00 WIB
ASAR 15:02 WIB
MAGRIB 18:04 WIB
ISYA’ 19:13 WIB
Kota Lubuklinggau
IMSAK 04:29 WIB
SUBUH 04:39 WIB
TERBIT 05:50 WIB
DUHA 06:17 WIB
ZUHUR 12:01 WIB
ASAR 15:02 WIB
MAGRIB 18:05 WIB
ISYA’ 19:13 WIB
Kabupaten Muratara
IMSAK 04:28 WIB
SUBUH 04:38 WIB
TERBIT 05:49 WIB
DUHA 06:16 WIB
ZUHUR 12:00 WIB
ASAR 15:04 WIB
MAGRIB 18:04 WIB
ISYA’ 19:12 WIB
Sumber : Bimas Islam Kementerian Agama RI
Jumlah Rakaatnya Salat Fardu
Salat Dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari dari tengah-tengah langit sampai bayangan sesuatu yang ada di bawahnya hampir sama panjangnya, dengan jumlah rakaat 4.
Salat Ashar dimulai dari bayangan suatu benda sama panjangnya dengan benda itu sendiri sampai matahari hampir terbenam atau cahaya matahari belum berwarna kuning, dengan jumlah rakaat 4.
Salat Maghrib dimulai dari matahari terbenam sampai mega merah hampir hilang, dengan jumlah rakaat 3.
Salat Isya dimulai dari hilangnya mega merah sampai fajar shadiq hampir terbit, dengan jumlah rakaat 4.
Serta, Salat Subuh dimulai dari terbit fajar sampai matahari hampir terbit, dengan jumlah rakaat 3.
Niat Salat
Niat salat adalah bermaksud dengan hati. Maksud apa? Maksud melakukan salat. Niat salat barengkan dengan pekerjaan takbiratul ihram.
Waktu takbiratul ihram, Anda lintaskan bahwa Anda akan melakukan salat. Tempatnya niat di dalam hati bukan di lidah.
Niat itu aslinya di dalam hati. Takbiratul ihram bukan niat tetapi rukun (salat). Dan, niat salat dilintaskan waktu takbiratul ihram. Makanya, niat tidak diucapkan.
Makanya mengucapkan niat di dalam salat itu adalah sebelum takbiratul ihram. Sebelum niat yang sesungguhnya.
Niat yang diucapkan oleh lidah itu untuk membantu kita supaya tidak ngalantur. Misalnya, usali fardu zuhri.... Namun itu bukan niat melainkan mukadimah niat.
Niat salat adalah ketika mengucapkan takbiratul irham. Ketika mengucapkan takbiratul ihram, maka saat itulah dilintaskan niat. Makanya melintaskan niat itu dibarengi dengan takbiratul ihram.
Harus dipahami bahwa yang wajib dihadirkan di hati waktu menguncapkan takbiratul ihram cukup 3 hal.
Pertama, maksud akan melakukan salat. Kedua, ditentukan salatnya, zuhur atau asar. Kemudian, meyakini kefanduannya.
Jadi kalau bahasa arabnya: usali fardu duhri (aku niat salat fardu zuhur). Itu yang harus dihadirkan waktu takbiratul ihram. Jadi yang dihadirkan bukan semua mukadimah niat: usali fardu ...
Kalau salat qobliyah atau ba’diyah salat fardu cukup dua hal yang wajib dihadirkan saat mengucapkan takbiratul ihram. Yakni, dilintaskan maksud dan kabliyah nama salatnya.
Kalau salat sunnah mutlak ( salat sunnah yang tidak pakai nama) langsung saja takbiratul ihram dan dilintaskan niat salat. Niat salat saja sudah sah. Tidak perlu menentukan nama salatnya.
Sumber: Al Bahjah TV/Buya Yahya
Bacaan Niat Salat 5 Waktu
Niat Salat Subuh
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
Latin: "Usholli Fardlon Shubhi Rok'ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan salat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Niat Salat Dzuhur
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
Latin: "Usholli Fardlon dhuhri Arba'a Rok'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan salat fardu dhuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Niat Salat Ashar
أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
Latin: "Usholli Fardlol Ashri Arba'a Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan salat fardu ashar 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Niat Salat Maghrib
أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَ
Latin: "Usholli Fardlol Maghribi Tsalaatsa Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan salat fardu maghrib 3 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Niat Salat Isya
أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى
Latin: "Usholli Fardlol I'syaa-i Arba'a Roka'aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta'aala"
Artinya: "Aku niat melakukan salat fardu isya 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta'ala"
Niat salat diatas adalah niat salat ketika melakukan salat sendirian. Untuk niat salat berjamaah ada tambahannya setelah bacaan "Adaa-an".
Tambahkan bacaan makmuman " مَأْمُوْمًا " ketika jadi makmum.
Tambahkan bacaan imaman " إِمَامًا " jika jadi imam.
Kamu dapat niatkan salat yang kamu lakukan hanya karena Allah SWT dan semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT.
Doa Salat Duha
Salat Duha dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Setelah itu, kita dianjurkan membaca doa sebagai berikut sebagaimana ditemukan di kitab-kitab fiqih Mazhab Syafi’i yaitu I’anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, Hasyiyatul Jamal. Berikut ini lafal doa dan terjemahannya:
Lafal doa:
”Allahuma in kana rizqi fis sama’i fa anzilhu, wa inkana fil ardhi fa akhrijhu, wa inkana mu’siran (mu’assaran) fa yassirhu, wa in kana haraman fa thahhirhu, wa inkana ba’idan fa qarribhu, bi haqqi duha’ika wa baha’ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika. atini ma atayta ’ibadakas shalihin.”
Artinya:
”Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak duha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”
Sumber: islam.nu.or.id (*)