DENPASAR, LINGGAUPOS.CO.ID - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penangkapan terduga teroris Firdaus Salam Isnanto (28) warga Jalan Satelit No.40R Bumi Asri, Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar, Selasa 6 September 2022 mengejutkan banyak orang.
Firdaus Salam Isnanto diamankan di rumah kontrakannya di Dusun Banjarejo, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Tim Densus 88 yang didatangkan langsung dari Mabes Polri menggiring Firdaus sekitar pukul 11.40 WIB lantaran disebut-sebut terlibat jaringan teroris.
Terduga teroris Firdaus Salam Isnanto alias FSI dibekuk saat berkendara bersama istri dan anaknya di Jalan Pancasila, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa 6 September 2022 lalu.
BACA JUGA:Penerimaan Tamtama Polri 2022: Simak Syarat, Cara Daftar dan Website Resminya
Firdaus dan keluarganya diketahui sejak enam bulan terakhir meninggalkan tempat tinggalnya untuk menjadi relawan erupsi Gunung Semeru, Lumajang.
Penggeledahan rumah Firdaus Salam Isnanto di Jalan Satelit Denpasar, membuat warga setempat ikut kaget. Mereka tidak menyangka tetangganya dibekuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Takmir Musala Al-Ikhlas di Gang Satelit, Denpasar Barat, Iswanto, mengaku tidak terlalu mengenal sosok lelaki yang dilabeli polisi berinisial FSI ini.
Menurut Iswanto, FSI tidak aktif dalam kegiatan pengajian bersama di lingkungan tempat tinggalnya. "Kalau keseharian dia bekerja di PT apa gitu, dia kerjaannya pasang-pasang pipa gitu.
Apakah bernaung di bawah PT tertentu atau perorangan kurang tahu. Yang jelas kerjanya kayak gitu," kata Iswanto.
BACA JUGA:Pileg 2024, Demokrat Lubuklinggau Siap Rebut Kursi Pimpinan DPRD
Iswanto mengatakan FSI mengikuti proyek di beberapa tempat yang terkena bencana, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Lumajang, Jawa Timur. Namun, mengenai aktivitas pribadinya, Siswanto mengaku tidak mengetahui secara pasti meski tinggal dalam satu kompleks.
"Kalau keahlian, kalau dikerjakan di sini kurang tahu. Masnya (FSI) jarang-jarang bergaul. Jarang-jarang ketemu gitu kan. Orangnya jarang bergaul dengan warga, mungkin karena kerja juga ya," ujar Iswanto.
Iswanto yang sudah tujuh tahun bermukim di Jalan Satelit mengaku mengenal baik orang tua FSI karena sering bertemu dan bersama-sama dalam kegiatan pengajian.
Ia mengaku mengetahui ada penggeledahan di tempat tinggal terduga teroris FSI dari media massa.
BACA JUGA:Warga Muratara Diciduk BNN Lubuklinggau, Gara-gara Jadikan Kontrakan Tempat Transaksi
"Kalau pas penggeledahan itu saya tidak di sini karena memang saya kebetulan kerja di perusahaan sumur bor.
Waktu itu masih jam kerja, jadi enggak tahu ada petugas yang datang," paparnya.
Pada saat penggeledahan berlangsung selama sekitar tiga jam, Densus 88 mengamankan beberapa buku, anak panah dan busur dari dalam kamar terduga teroris FSI. (antara/lia/JPNN)