Oleh Purwadi SP M Si Review Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan Vs Goenawan Mohamad Buku 2 Awas Lonceng kematian JP tinggal menunggu waktu Jika tidak ada gebarakan dan inovasi baru dari Leak Kustiya dkk JP akan mati ujar Slamet Oerip Prihadi alias Suhu seperti ditulis Mas Bahari di Buku 2 seri Konflik Jawa Pos Kalimat itu muncul seiring terus melorotnya pendapatan Jawa Pos Dan ini pula yang jadi pintu masuk pemegang saham Jakarta Goenawan Mohamad dkk Untuk melengserkan Azrul Ananda dari jabatan Direktur Utama JP Koran Baca Juga Move On nya DIS 8 Pelengseran Azrul ini sebagai upaya kelompok Goenawan Mohamad untuk menguasai JP Awal pintu masuknya adalah pemecatan Dirut JP Holding Nany Wijaya loyalis Bos DIS Sebab kata Mas Bahari jika Nany Wijaya tidak dibereskan lebih dulu maka akan menjadi penghalang bagi kelompok GM dkk Benar saja beberapa waktu setelah Nany Wijaya dipecat kemudian Azrul yang dipecat alias terpaksa mundur dari Dirut JP Koran Kemudian giliran Bos DIS yang dicopot dari Chairman JP Juni 2018 Omset Melorot Sejak Aza kode Azrul tidak lagi di JP praktis omset koran JP terus melorot Oktober 2017 satu bulan menjelang RUPS 24 Nopember 2017 laba JP menyentuh angka sekitar Rp 65 M Laba ini semakin anjlok pasca Aza dan Abahnya DIS keluar dari manajemen JP Kata Mas Bahari dalam buku ini di 2013 Laba JP masih di kisaran Rp 257 52 M Lalu 2016 melorot ke Rp 148 81 M Penurunan laba ini berbanding lurus dengan berkurangnya pendapatan JP dari iklan dan koran Pendapatan JP di 2013 masih di atas setengah triliun lebih Yakni kisaran Rp 686 56 M Selanjutnya merosot terus hingga 2017 yang membukukan pendapatan Rp 345 57 M Hingga sekarang ketika menulis buku ini kata Mas Bahari pendapatan JP semakin tergerus Penyebabnya antara lain banyak mitra pemasang iklan mengurangi anggaran iklannya Atau malah berhenti beriklan ketika tahu Bos DIS dan Aza tidak lagi di JP Seperti grup Pakuon Honda dan lainnya DIS Ikon JP Artinya ketokohan Bos DIS dan penerusnya Azrul Ananda lah yang membuat pemasang iklan bertahan Plus inovasi programnya Azrul Terobosan Azrul mampu merubah nuansa pembaca Setidaknya ada regenerasi pembaca Khususnya kalangan milenial Antara lain DBL Honda DBL liga basket bergengsi antar pelajar se Indonesia Liga ini mampu membuat image JP sebagai korannya pelajar Tiga aspek sekaligus yang menjadi sasaran JP Kegaiatan itu sendiri pangsa pasar koran pembaca milenial dan sponsorship iklan Gaung Liga Basket Pelajar Honda DBL ini sampai ke daerah daerah Hampir semua koran jaringan JP pernah menjadi tuan rumah liga Di Sumsel Sumeks sudah beberapa kali menjadi tuan rumah Pelajar sangat antusias mengikutinya Persyaratannya ketat Diantaranya pelajar yang ikut harus berprestasi secara akademik Melampirkan nilai rapot sekolah dan seleksinya pun ketat Pemain terbaik dan berprestasi berhak mengukuti program DBL JP yang kerjasama NBA Ketokohan baca ikon Bos DIS di JP jelas Jawa Pos ya DIS Bos DIS ya JP Orang tahunya JP itu punya Bos DIS Dan hengkangnya Bos DIS dari JP sebagai Chairman sesungguhnya menghilangkan ruhnya Jawa Pos Yang memiliki tagline Selalu Ada yang Baru Kini ruh itu telah tiada Ikon kebesaran JP tidak ada Dan Bos DIS heran banyak orang beranggapan bahwa dirinya masih di JP Apa saya harus mengumumkan oi oi oi saya tidak lagi di Jawa Pos teriak Bos DIS ketika Podcast di Kompas com beberapa waktu lalu Di buku 2 ini Mas Bahari memberi tema Senja Kala Jawa Pos di BAB pertama atau BAB IV lanjutan buku 1 BAB Senja Kala Jawa Pos ini memabahas 6 Sub Bab Yakni 1 Dipaksa Langganan Koran Karyawan Sakit Hat 2 Rindu Bonus Piye Penak Zamanku Toh 3 Kehilangan Ikon Minim Inovasi JP Terancam Ambruk Selanjutnya 4 Induk Meredup Anak Perusahaan Stabil 5 Langganan Berita Mahal JP Group Mengkeret Dan 6 Bersih bersih Loyalis Azrul di Graha Pena Efisiensi Apa gebrakan manajemen baru Direktur Utama JP Koran Leak Kustiya mulai mengencangkan ikat pinggang Efisiensi Ya Hanya itu tulis Mas Bahari di buku ini Di buku 1 salah satu bentuk efisiensi yakni mengurangi karyawan dengan tawaran pensiun dini Pendi Pensiun dini menyasar karyawan yang berumur 40 an tahun Bahkan ada yang di bawah 40 tahun Agak setengah memaksa Padahal usia normal untuk pensiun di JP adalah 50 tahun Saya pensiun umur 50 tahun Itu tahun 2015 Dan memang usia pensiun di JP pada usia kita 50 tahun ujar Bahari ketika kami telponan awal Februari lalu Usai pensiun Mas Bahari tidak berhenti menulis Malah bekalnya bekerja di JP maupun Cendrawasih Pos membuatnya matang Mas Bahari selama di Cepos dan JP sering menulis berita investigasi Tulisannya tajam dan runtut Karya fenomenalnya liputan sekaligus pelaku haji jalur darat di 2011 Tiga bulan tulisannya terbit di JP Bahkan oleh JP Book tulisan Bahari dijadikan buku dengan judul Haji Nekat Lewat Jalur Darat Dan bukunya laris manis Modal inilah membuat Mas Bahari memutuskan untuk menjadi penulis buku Tentang Jawa Pos saja sudah terbit 2 judul buku Pertama buku seri hitam putih anak anang Bos DIS Azrul Ananda Dipuji dan Dicibir Yang kedua Buku Konflik Jawa Pos Pasca Pecah Kongsi Dahlan Iskan Vs Goenawan Mohamad Untuk menyelesaikan buku ini butuh waktu 3 tahun Dari akhir 2018 hingga 2021 akhir Kembali ke soal gebarakan efisiensi manajemen baru JP Pengurangan karyawan semakin gencar Bisa mengena ke siapa saja Apalagi orang itu vokal dan sering bertentangan dengan manajemen baru JP Bukan hanya Pensiun dini Karyawan yang masih bestatus kontrak ketika habis masa kontrak tidak diperpanjang lagi Pokoknya target JP Koran dan JP Holding melakukan efisiensi besar besaran Dan kalau diangkakan penghematan mencapai Rp50 M Sayangnya di buku Mas Bahari tidak menjelaskan apakah penghematan itu satu tahun anggaran atau per bulan Hemat saya anggaran itu per tahun Artinya jika dibagi 12 bulan angkanya tidak sampai Rp5 M per bulan Untuk ukuran JP uang segitu tidak besar Dan masih wajar karena omsetnya juga mencapai ratusan miliar per tahun Tapi entah berbagai program dan terobosan Aza mereka anggap banyak menelan dana perusahaan Terutama pembengkakan gaji karyawan Kini semua itu tidak terjadi lagi Seiring keluarnya Aza dan Bos DIS dari JP sebagian barisan tim DBL ikut Aza Termasuk tim manajemen Persebaya Kedua ikon program JP ini resmi milik pribadi Bos DIS Dana konpensasi membeli keduanya ke JP mencapai Rp28 M Hanya dapat potongan Rp 5 M dari semula Rp 33 M Padahal awalnya manajemen JP sudah bersedia memberi potongan 50 persen ke Bos DIS Eh ketika menagih ke Bos DIS manajemen JP Holding hanya bisa korting Rp5 M Itu pun harus kelar dalam waktu seminggu Jika lewat tenggat waktu terkena denda sanksi bunga bank Nasib nasib Begitu perlakuan manajemen baru JP kepada Bos DIS seri selanjutnya akan saya tulis soal Persebaya ini bersambung Penulis adalah wartawan yang kini menjabat General Manager Surat Kabar Harian SKH OKU Timur Pos
Lonceng Kematian (9)
Selasa 01-03-2022,15:36 WIB
Oleh: Wartawan Linggau Pos Online
Kategori :