Mengulik Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Kota Lubuk Linggau, Saksi Pahlawan dari Musi Ulu Rawas

Mengulik Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Kota Lubuk Linggau, Saksi Pahlawan dari Musi Ulu Rawas

Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Musi Ulu Rawas yang bersejarah di Kota Lubuk Linggau--Sumber museum_subkoss1988

LINGGAUPOS.CO.ID – Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Musi Ulu Rawas yang bersejarah di Kota Lubuk Linggau ini berada di tengah kota, namun terkadang kondisinya seperti tidak diperhatikan, karena ada tumpukan sampah hingga catnya tampak pudar.

Melansir dari laman travel detik yang dikutip pada Jumat, 8 November 2024, Monpera Musi Ulu Rawas di Kota Lubuk Linggau ini dibangun untuk mengenang para pejuang Indonesia di Kabupaten Musi Ulu Rawas yang saat ini jadi Musi Rawas, Lubuk Linggau dan Muratara.

Adanya monumen ini diharapkan agar masyarakat sekitar tetap dapat mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur saat mengusir tentara Jepang.

Selain itu, monumen ini salah satu landmark yang kerap dilihat oleh para pengunjung yang baru datang ke Kota Lubuk Linggau, sebab lokasinya ini berada di pusat Kota Lubuk Linggau dekat dengan stasiun kereta api.

BACA JUGA:Wajib Tahu, ini 3 Pahlawan dari Sumatera Selatan, Berikut Profil dan Kiprahnya

Pada 10 November 2024 nanti merupakan peringatan Hari Pahlawan, untuk itu, ada baiknya kita sebagai warga Kota Lubuk Linggau dapat mengetahui bagaimana sejarah dari monumen tersebut.

Untuk itu, yuk simak penjelasan di bawah ini untuk mengulik sejarah Monumen Perjuangan Rakyat di Kota Lubuk Linggau.

1. Sejarah Monumen Perjuangan Rakyat

Monumen tersebut memperlihatkan gambaran dari para pejuang Musi Ulu Rawas di 1945 yang berjuang untuk dapat mengusir sisa tentara Jepang yang masih belum mundur saat Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaan.

BACA JUGA:Tumbuhkan Rasa Cinta Pada Tanah Air, Inilah 5 Puisi Hari Pahlawan 2024

Adapun terlihat di atas monumen tersebut terdapat patung yang menggambarkan pejuang Indonesia yang sedang bersiap menyerang memakai senjata mortar.

Berlian Susetyo selaku Pemandu Museum Subkoss Lubuk Linggau sempat menyebut bahwa monumen tersebut dibangun guna memperingati perang antara rakyat Musi Ulu Rawas yang melawan tentara Jepang yang masih ada di Kota Lubuk Linggau pasca kemerdekaan di 1945.

Berlian menyebut awalnya setelah kita merdeka, masih ada beberapa prajurit Jepang di Kota Lubuklinggau. 

Di karenakan Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekaan dan prajurit Jepang belum mau pergi serta isu Belanda akan masuk lagi ke Indonesia membuat rakyat Musi Ulu Rawas harus memiliki senjata dan berinisiatif untuk merebut senjata dari tentara Jepang yang tidak mau pergi dari Indonesia.

BACA JUGA:Momen untuk Mengingat Semangat Perjuangan, Inilah 4 Contoh Teks Pidato Hari Pahlawan 10 November 2024

Selain itu, perang tersebut juga berada di dekat sebuah gedung tempat tentara Jepang menyimpan senjata mereka dan sekarang menjadi Gedung PM berada di depan stasiun kereta api Lubuk Linggau.

Para pahlawan ini terdiri dari rakyat Rawas dan Musi Ulu serta beberapa anak suku dalam yang hanya mengandalkan senjata tradisional dalam melawan pasukan Jepang yang bersenjata modern, dan sudah banyak menimbulkan korban saat pertempuran tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: