Dijelaskannya menurut hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan bahan peledak yang ditemukan di dua lokasi ledakan serta di rumah terduga pelaku yang beraksi di SMA Negeri 72 Jakarta, memiliki kekuatan ledak rendah (low explosive).
"Kami dari Puslabfor sesuai SOP melaksanakan olah TKP, dalam hal ini adalah kasus peledakan. Ada langkah-langkah yang memang kami lakukan setelah TKP dinyatakan steril oleh Gegana, maka tim kami dari Puslabfor akan melakukan olah TKP dari olah TKP yang kami laksanakan baik di TKP 1, TKP 2 maupun rumah ABH," katanya.
BACA JUGA:Pelaku Ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta Diduga Pelajar, Sedang Jalani Operasi
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pertama, lokasi kedua, serta di rumah ABH, tim Puslabfor menemukan kesamaan jenis bahan peledak.
"Didapatkan hasil bahwa di TKP 1 residu bahan peledak dengan kekuatan rendah atau low eksplosif. Pada TKP 2 maupun bahan yang didapat dari bom yang belum meledak, kita analisa di laboratorium forensik, kita dapatkan hasil bahan peledak yang memiliki kekuatan rendah atau low eksplosif," ucapnya.
"Kami juga melakukan pemeriksaan di rumah ABH. Di sana kami mendapatkan bahan peledak yang memiliki kekuatan ledak rendah atau low eksplosif dengan kata lain bahwa bahan yang ada di TKP 1 di dalam masjid, maupun di TKP 2 di samping bank sampah itu ada kesesuaian dengan bahan bahan yang ada di rumah ABH," tambahnya.
Ditegaskannya, seluruh hasil pemeriksaan telah difinalisasi di Laboratorium Forensik dan akan diserahkan kepada penyidik untuk proses lebih lanjut.
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial di LINK INI