Sagil Muhammad Rizki ini rupanya saat ini masih duduk di bangku kelas 6 SD, namun sudah memiliki tinggi badan yang luar biasa yaitu 2 meter. Bahkan tinggi badan Sagil melebihi rata-rata tinggi badan orang dewasa pada umumnya.
Menurut ibu Sagil, Susi ia mengatakan jika pertumbuhan tinggi Sagil yang paling mencolok sudah dimulai sejak kelas 2 SD.
Bahkan, saat itu orang tuanya harus selalu menggantikan seragam sekolah Sagil karena ia terus bertambah tinggi.
“Kelas 2 SD mulai terlihat pertumbuhan Sagil dan sangat mencolok dan bertambah tinggi dan setiap tahun selalu ganti seragam," ujarnya.
BACA JUGA:Review Jujur, Handphone Vivo Y18, Cek Kelebihan, Spek, dan Harganya, Apakah Layak Dibeli?
Adapun, dilain sisi dengan kondisi hidup yang penuh kesederhanaan, orang tua Sagil juga mengaku mempunyai kesulitan untuk membeli pakaian.
Sebab, celana hingga ukuran sandal dan sepatu untuk Sagil harganya yang jauh lebih mahal dari harga pakaian orang biasa.
“Kita kesulitan untuk membeli pakaian Sagil karena ukurannya jauh berbeda dengan yang lain. Terpaksa dipesan dahulu atau dijahit,” lanjutnya.
Susi juga menjelaskkan bahwa putranya tersebut memakai ukuran baju untuk saat ini menggunakan ukuran XXXXL, ukuran celana nomor 38, sedangkan ukuran sepatu atau sandal nomor 50, itu pun masih sempit, bebernya.
BACA JUGA:Sekolah Swasta di Lubuk Linggau Terzolimi, Ketua Yayasan Budi Utomo Lapor Wamenaker RI
“Dengan kondisi hidup yang pas-pasan kita sangat kesulitan soal harga, tapi harus bagaimana lagi karena kebutuhan tetap kita usahakan," ucap Susi.
3. Sagil Anak kedua lahir 2012 Tertinggi di Keluarga
Sagil bukan putra pertama dari pasangan Sabarudin dan Susi Herlina, namun ia adalah putra kedua dari pasangan tersebut yang lahir di Desa Belui pada 07 Juni 2012 silam. Meski masih bocah tinggi badan Sagil melebihi tinggi badan Ayahnya dan keluarganya yang lain.
4. Sagil Sempat Merasa Minder
BACA JUGA:Prediksi Bournemouth vs Brentford, Premier League, Sabtu 11 Mei 2024, Kick Off 21.00 WIB
Fakta selanjutnya tentang Sagil bocah SD tertinggi ini ialah bahwa ia sempat merasa minder dan tidak percaya diri dengan postur badan yang ia miliki, karena berbeda dengan teman-temannya yang lain.