Suarni langsung melapor ke Ketua RT dan keluarga almarhum. Selanjutnya melapor ke Polsek Lubuk Linggau Selatan.
Kemudian bersama dengan personil INAFIS Polres Lubuk Linggau dan Polsek Lubuk Linggau Selatan, mereka datang ke lokasi.
“Dalam pemeriksaan di kebun oleh Tim INAFIS Sat Reskrim, bahwa tubuh almarhum sudah hancur (tinggal tulang belulang),” jelas Kapolsek.
Ditambahkan Kapolsek, anak almarhum, yakni Sela Apriani, yang juga seorang bidan, bahwa ayahnya memang ada riwayat sakit perut atau indikasi sakit usus.
BACA JUGA:Bawa Cewek, Bujangan Muara Lakitan Musi Rawas Tabrak Warung di Lubuk Linggau
Hanya saja, selama ini tidak pernah mau untuk diajak berobat dan hanya menkonsumsi obat penahan sakit.
Pada Kamis 25 April 2024 almarhum berangkat ke kebun, dan sehari sebelumnya demam, namun setelah sembuh almarhum (ayah saksi) berangkat ke kebun. Setelah ayahnya tidak pernah pulang.
Sela juga menyatakan bahwa ayah dan ibu almarhum sering cekcok. Dikarenakan ayahnya tidak mau diajak berobat ke dokter.
“Pihak keluarga telah membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan autopsi dan VER mayat terhadap almarhim Gunadi. Keluarga menerima atas peristiwa tersebut,” tambah Kapolsek.
“Dugaan sementara bahwa almarhum meninggal dunia disebabkan karena mempunyai riwayat penyakit menurut keterangan anak almarhum yang seorang bidan,” Kapolsek menjelaskan. (*)
Dapatkan update berita LINGGAUPOS.CO.ID di platform media sosial, dengan klik LINK INI