Lalu, sejumlah akun warganet yang berkomentar bahwa mereka tidak mengetahui siapa itu UNHCR, namun mereka memberikan narasi kebencian.
Bukan hanya itu, jangkauan postingan di feed ke non-followers juga rata-rata merupakan 59 ribu per postingan, namun dengan jumlah share rata-rata hanya 177 per postingan, sementara rasio normalnya untuk share adalah 1:10.
Untuk itu, hal tersebut menunjukkan komentator tersebut kemungkinan sudah menerima tautan langsung ke postingan PBB, memberikan komentar negatif yang anti pengungsi dan mendesak agar UNHCR ditutup.
Pada laporan itu juga menemukan satu akun yang paling vocal dalam isu negatif mengenai etnis Rohingya.
BACA JUGA:10 Manfaat Air Mawar, Resep Kecantikan Alami, Bikin Wajah Glowing
Yaitu akun @hamzali_abradinezad di Instagram dan akun @allinezad di TikTok. PBB mengklaim juga sudah melaporkan akun tersebut ke pihak Meta dan perwakilan TikTok di Indonesia.
"Satu akun tampaknya menjadi inti dari kampanye ini; karena 'ujaran kebencian' tidak dapat ditujukan kepada sebuah organisasi, hanya kepada orang-orang, kami telah melaporkannya atas pernyataannya yang mengatakan bahwa Rohingya harus diusir karena Indonesia akan menjadi Palestina berikutnya setelah kedatangan mereka," tulis keterangan PBB.
Itulah informasi seputar akun yang pertama menyebarkan narasi kebencian mengenai pengungsi Rohingya ke Aceh. Semoga bermanfaat. (*)