Sejarah Rohingya, Muslim Myanmar yang Tertindas Hingga Harus Mengungsi ke Aceh

Kamis 23-11-2023,11:30 WIB
Reporter : Siti Nur Asparina Rauda
Editor : Endang Kusmadi

Jepang kalah pada 1945, dikalahkan oleh Jenderal Burma Aung San yang berjuang bersama Inggris.

Setelah itu Jenderal Aung San menandatangani perjanjian dengan Inggris sebagai bentuk kemenangan karena sudah membantu Inggris.

Didalam perjanjian tersebut berisi jaminan kemerdekaan Burma dalam waktu satu tahun. 

Jenderal Aung San terpilih sebagai pemimpin pemerintahan transisi serta memilih Rohingya sebagai anggota badan pemerintahan.

BACA JUGA:Tanaman Sirih Gading Dipercaya Membawa Keberuntungan, ini 5 Cara Menanamnya

Pada usahanya menggandeng Rohingya ke dalam pemerintahan digagalkan, karena lawan politiknya membunuh Jenderal Aung San beserta enam menteri kabinetnya.

Pada 1948 Burma diakui kemerdekaannya. Lalu Rohingya dan kelompok minoritas lainnya diakui sebagai warga negara yang setara saja.

Namun, saat itu Militer Myanmar menggulingkan pemerintahan sebelumnya serta dipimpin oleh Jenderal Ne Win.

Kemudian, dilancarkanlah Operation Dragon King yang menargetkan orang Rohingya pada 1962.

BACA JUGA:Manfaat Tanaman Hias dalam Interior Rumah, Salahsatunya Menambah Nilai Estetika Rumah

Pada 1982 Parlemen mengesahkan Undang-Undang yang mengatur kewarganegaraan Burma serta mereka mengecualikan etnis Rohingya beserta kaum minoritas lainnya.

Kartu identitas mereka disita oleh pihak berwenang. Pada 1990, putri Jenderal Aung San yaitu Aung San Suu Kyi memimpin partai Liga Nasional.

Partainya menang di masa pemilu saat itu. Namun militer menolak mengakui hasil pemilu itu dan tetap berkuasa.

Jenderal Aung San diawal memang berpihak baik kepada Rohingya. Begitupun dengan putrinya.

BACA JUGA:Bukan Produk Israel, Ini Rekomendasi 19 Sunscreen Dijual di Alfamart Lengkap dengan Harga

Namun, militer tetap tidak mau merelakan kekuaasaannya. Pada 1991-1992 Militer Burma melancarkan aksi operasi Clean and Beautiful Nation.

Kategori :