“Sebagai rakyat kecil, saya merasa kehadiran Program JKN ini sangat berarti bagi saya sekeluarga, ketika saya atau anggota keluarga sakit, kami tidak perlu mengkhawatirkan masalah biaya, karena sebelum adanya Program JKN, ketika berobat sebagai pasien umum dulu di daerah Jambi, sekali berobat bisa habis sekitar 15 juta rupiah. Entah sudah habis berapa biaya yang telah saya keluarkan dan barang di rumah yang sudah saya jual untuk mengobati Niken Andini (20), anak yang saya sayangi ini,” ucap Lestari dengan tegar.
Lestari menjelaskan juga alur berobat sampai dengan diterimanya obat cukup mudah, ketika datang langsung mengambil nomor antrian, selain itu ada dashboardantrian farmasi untuk memantau urutan antrian berikut jenis resepnya racik atau non-racik.
Penempatan sarana dashboard antrian farmasi ini merupakan salah satu wujud keseriusan dari RS AR Bunda atas komitmen janji layananannya untuk meningkatkan layanan yang berkualitas bagi peserta JKN.
Peserta juga tidak dibebani dengan iur biaya maupun mencari obat di luar serta menjaga ketersediaan obat di farmasi.(*)