Kepada masyarakat Nanan mengatakan untuk bersabar. Apalagi terkait dengan ganti rugi.
"Makin lama kan makin naik juga itu kan perhitungannya. Kalau kemarin dibeli, mungkin harganya jadi lebih murah. Kalau sekarang dibeli, pohon yang ditanam masih kecil, sekarang pohonnya sudah besar, harganya lebih lagi. Jadi ada hikmahnya semua," timpal Nanan.
Dijelaskannya, adapun daerah yang menjadi perlintasan tol tersebut untuk di Lubuklinggau yakni Air Kati dan Binjai. Sedangkan untuk daerah Jukung, Nanan mengaku tidak tahu masuk atau tidak.
"Air Kati, Binjai sepertinya. Jukung tidak tahu masuk atau tidak. Jadi akan tembus di jalan TMMD lingkar selatan," jelasnya.
Jika Jukung belum dipastikan masuk, kemungkinan Simpang Susun (SS) yang semula direncanakan ada di Jukung, bisa saja pindah ke daerah lain.
Padal sebelumnya, terkait tol ini Pemkot Lubuklinggau melakukan beberapa persiapan.
Salah satunya dengan membuat jalan akses menuju Exit Tol yang berada di Kelurahan Jukung Kecamatan Lubuklinggau Selatan I.
Jalan tol rencana awal akan melintasi wilayah Lubuklinggau 12,3 km ditambah exit tol sepanjang 3,5 km.
BACA JUGA:Lahan Jalan Tol Prabumulih-Muara Enim Banyak Belum Dibebaskan
Total hampir 16 km, jalur tol yang melintasi Kota Lubuklinggau. Dari 16 km ini, total lahan yang perlu dibebaskan seluas 123, 21 hektar.
Ruas tol itu akan melintasi wilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan Kecamatan Lubuklinggau Timur II.
Hanya saja jalan tol ruas Simpang Indralaya ke Bengkulu mengalami perubahan trase.
Ada kemungkinan besar, mulai dari Muara Enim menuju Bengkulu tidak melalui Lubuklinggau.
Karena tol diprioritaskan di kawasan industri, sehingga dari Muara Enim melalui Tanjung Enim kemudian langsung ke Bengkulu tepatnya ke Pulau Bai.
Jalan tol diprioritaskan ke jalur ini, karena keduanya adalah daerah industri. Yakni batu bara dari Tanjung Enim bisa diantarkan langsung ke Pulau Bai.