Selain itu, sebelah atas tubuh berwarna zaitun, sebelah bawahnya berwarna keemasan atau keperakan-zaitun, dan iris mata kuning.
Sirip ekor bercabang dua, ujungnya runcing, jauh lebih panjang daripada panjang kepala serta batang ekor dikelilingi oleh 12 sisik.
BACA JUGA:Kabar Baik, ini Nasib Tol Bengkulu - Lubuklinggau – Palembang, Setelah Jokowi Lengser
Untuk sirip-siripnya sendiri berwarna bening (hyaline), kekuningan atau jambon-kehijauan.Sisik-sisik di sisi tubuh dan ekor punya noktah keunguan di sudut pangkalnya.
Sejak dulu, Ikan Dewa banyak ditemukan di kolam dan telaga larangan yang dikeramatkan oleh masyarakat.
Karena diam di tempat keramat, ikan dewa tidak boleh ditangkap sembarangan, tapi harus melalui ritual khusus.
Sementara di alam liar, ikan dewa bisa hidup dan tumbuh hingga panjang lebih dari satu meter dengan berat mencapai 30 Kg.
BACA JUGA:Yunita Ibnu: Terapi Okupasi Dijamin BPJS Kesehatan
Untuk mencapai ukuran tersebut, ikan membutuhkan waktu yang sangat lama, belasan hingga puluhan tahun. Ini karena Ikan Dewa dikenal memiliki pertumbuhan yang lambat.
Di daerah Jawa Barat, Ikan Dewa atau Ikan Semah menurut cerita merupakan jelmaan Prajurit Prabu Siliwangi.
Mereka para mancing mania mungkin sudah tahu kenapa Ikan Semah disebut sebagai jelmaan Prajurit Siliwangi.
Sesuai nama jelmaannya, Prajurit Prabu Siliwangi merupakan pasukan perang yang memiliki strategi dan kelincahan perang yang mumpuni pada zamannya.
BACA JUGA:Pembebasan Lahan Jalan Tol Terkendala, ini Solusi DPRD Lubuklinggau
Hal ini membuat Prajurit Prabu Siliwangi sulit dikalahkan apalagi tertangkap oleh musuh.
Demikian pula halnya Ikan Semah, para mancing mania harus mempunya kesabaran dalam menaklukkan Ikan dengan banyak nama tersebut.
Ada juga yang menyebut, Ikan Dewa atau Ikan Semah dianggap keramat karena tidak bisa ditangkap sembarangan dan harus melalui ritual khusus.