BACA JUGA:Bisa Kamu Kunjungi Selama Liburan, 5 Destinasi Wisata di Pangkal Pinang
Menurut sejarahnya, rumah dengan luas sekitar 165 m2 yang berarsitektur perpaduan Eropa dan Cina.
Rumah ini dibangun oleh Tjang Tjeng Kwai yang pada saat itu bekerja sebagai penyalur bahan pokok untuk keperluan pemerintah kolonial Belanda di Bengkulu, pada 1918.
Tetapi pada saat disewa oleh pemerintah kolonial Belanda, untuk pengasingan Soekarno di Bengkulu, rumah ini dimiliki oleh seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng.
Di rumah ini, berisi peninggalan Presiden Soekarno, seperti sepeda ontel, satu set kursi yang terletak di ruang tamu.
BACA JUGA:Jika Liburan ke Yogyakarta, Wajib Kunjungi 3 Wisata Pantai Ini
Kemudian lemari makan, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati, dan meja rias dan ranjang besi yang terdapat di kamar Bung Karno.
Saat ini rumah tersebut dimiliki oleh keluarga Alm. Ki Agus Husin yang dikelola oleh Dinas Pariwisara Provinsi Bengkulu.
Rumah sederhana ini menjadi saksi bisu Soekarno semasa menjalani masa pengasingannya. Terdapat banyak cerita sejarah yang akan didapatkan oleh wisatawan yang berkunjung. (*)