Sejarah yang tercatat hanya mundur beberapa ribu tahun, dan informasi tingkat populasi yang luas seperti ini, dianggap sulit diperoleh dari bukti arkeologis saja.
Namun, rahasia nenek moyang kita juga bersembunyi di dalam diri kita masing-masing hari ini, dan begitulah Hahn dan rekan-rekannya menemukan cara menentukan usia orang tua jauh di masa lalu.
Studi itu, dikutip dari situs Indiana University, memanfaatkan penemuan tentang mutasi de novo - perubahan DNA yang memulai debutnya pada satu anggota keluarga, muncul secara spontan daripada diwariskan melalui silsilah keluarga.
Saat mengerjakan proyek lain yang melibatkan perubahan genetik dan orang tua baru-baru ini, para peneliti melihat pola yang menarik.
BACA JUGA:Begini Sepak Terjang Anak Durhaka di Lubuklinggau yang Bikin Ayahnya Meninggal Dunia
Berdasarkan data dari ribuan anak, pola dan jumlah mutasi baru yang terbentuk pada orang tua sebelum diwariskan kepada anaknya bergantung pada usia masing-masing orang tua saat pembuahan.
Hal ini memungkinkan para peneliti memperkirakan waktu generasi pria dan wanita yang terpisah selama 250 ribu tahun.
"Mutasi dari masa lalu ini terakumulasi pada setiap generasi dan ada pada manusia saat ini," kata rekan penulis studi dan ahli filogenetik Universitas Indiana, Richard Wang.
"Kami sekarang dapat mengidentifikasi mutasi ini, melihat bagaimana mereka berbeda antara orang tua laki-laki dan perempuan, dan bagaimana mereka berubah sebagai fungsi dari usia orang tua."
BACA JUGA:Nikmati Paket Makan Keluarga di Amazing Riverside Hotel Lubuklinggau Aja!
Penelitian sebelumnya juga telah menggunakan petunjuk genetik untuk memperkirakan panjang generasi dari waktu ke waktu.
Bedanya, studi-studi lampau mengandalkan perbandingan antara DNA modern dan sampel purba yang dirata-ratakan berdasarkan jenis kelamin dan selama 40.000 hingga 45.000 tahun terakhir.
"Kisah sejarah manusia digabungkan dari berbagai sumber: catatan tertulis, temuan arkeologi, fosil dan lain lain," kata Wang dikutip dari ScienceAlert.
"Genom kita, DNA yang ditemukan di setiap sel kita, menawarkan semacam manuskrip sejarah evolusi manusia," sambungnya.
BACA JUGA:Fakta-fakta Terkait Pemekaran Provinsi Sumsel Barat, No 5 Bikin Kaget
Wang menjelaskan temuan dari analisis genetik mengonfirmasi beberapa hal yang mereka ketahui dari sumber lain, tetapi juga menawarkan pemahaman yang lebih kaya tentang demografi manusia purba.*