LINGGAUPOS.CO.ID - Indonesia menjadi pasar terbesar bagi ajang MotoGP layaknya Amerika Serikat bagi Formula 1.
Hal ini seperti pernyataan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta. Ia pun mengaku sedang berusaha meniru semua langkah F1 demi menjadi ajang olahraga global yang memiliki fanbase di begitu banyak negara di dunia.
Diketahui, pada awal 2017, hak komersial F1 diambil alih Liberty Media. Sejak saat itu, F1 menjadi ajang olahraga yang jauh lebih mendunia.
Awalnya, ajang balap mobil ini cenderung berbasis di Eropa, utamanya di Inggris. Namun, kini F1 justru menggelar balapan di 21 negara berbeda. Jumlah fans mereka juga terus meningkat dari berbagai kalangan usia.
BACA JUGA:Dani Pedrosa: Buka Kans Balapan Lagi di MotoGP 2023
Di lain sisi, meski juga ajang balap terakbar, MotoGP masih berbasis di Eropa, utamanya di Spanyol dan Italia, serta 'hanya' digelar di 18 negara.
Selain itu, MotoGP juga masih kaku dalam berinteraksi dengan fans akibat pembatasan konten media sosial, sedikitnya tayangan free-to-air, dan mahalnya paket nonton di situs resmi.
Terapkan Sprint Race dan Parade F1 di MotoGP
Namun, dalam acara 'Eventos, Quo Vadis?' di Pamplona, Ezpeleta bertemu CEO F1 Stefano Domenicali, dan mengaku telah mengerahkan segala upaya untuk meniru F1 demi meningkatkan ketertarikan pada MotoGP.
"Segala hal yang saya lihat dari Stefano, saya bisa lakukan. Ini sangat penting," ujarnya seperti yang dikutip Marca, Rabu 30 November 2022.
BACA JUGA:MotoGP 2025: Ducati Lepas Tim Balap Valentino Rossi ke Yamaha?
Salah satu langkah mencolok yang dilakukan Dorna demi meniru F1 adalah sprint race. Bedanya ada pada jumlah. Format ini baru diberlakukan F1 mulai 2021.
Jika sebelumnya hanya ada 3 sprint race per musim, akan ada 6 sprint race pada 2023. Di lain sisi, MotoGP justru menerapkan sprint race di setiap pekan balap mulai 2023.
Selain itu, MotoGP juga akan menggelar sesi jumpa fans yang lebih masif, termasuk parade, pada Minggu pagi, seperti yang dilakukan F1 sejak lama.
Ezpeleta yakin, langkah-langkah ini akan meningkatkan ketertarikan pada MotoGP, meski sprint race sempat diprotes oleh para rider karena menambah risiko kecelakaan dan cedera.