Saat itu, sistem seperti itu sudah ada sebutannya, hypertext, istilah yang diciptakannya pada tahun 1950-an.
Menurut proposal tersebut, tautan hiperteks seharusnya bisa mencakup semua dokumen multimedia, termasuk grafis, suara, dan video, sehingga Berners-Lee mengadopsi istilah hypermedia.
Dengan bantuan rekannya sekaligus pegiat hiperteks, Robert Cailliau, Berners-Lee merilis proposal resmi pada 13 November 1990.
BACA JUGA:Yuk Cobain Masak Srikayo Ketan, Khasiatnya Baik untuk Pencernaan
Proposal itu untuk membangun sebuah “proyek hiperteks” bernama “WorldWideWeb” (satu kata) sebagai “jejaring dokumen-dokumen hiperteks” yang dibaca menggunakan “peramban” menggunakan arsitektur klien–server.
Waktu itu, HTML dan HTTP sudah dikembangkan selama dua bulan dan server web pertama akan diuji satu bulan kemudian.
Proposal tersebut memperkirakan bahwa tampilan web (read-only) akan dikembangkan dalam kurun tiga bulan.
Mereka butuh enam bulan untuk membangun teknologi yang memungkinkan pembuatan tautan dan materi baru oleh pembaca [agar] kesempatan menulis terbuka selebar-lebarnya, sekaligus “pemberitahuan otomatis kepada pembaca setiap kali ada materi baru yang menarik bagi mereka”.
BACA JUGA:Bisa Cegah Diabetes, Ini 10 Manfaat Rutin Minum Kopi Hitam Tanpa Gula
Meski target tampilan web tercapai, target kesempatan menulis konten dicapai dalam waktu yang lama.
Jadi dapat disimpulkan, kemudian yang didapatkan pembaca di website ini, ternyata sudah dirancang oleh Tim Berners Lee sejak 32 tahun lalu. (*)