LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.CO.ID – Ikan salai adalah salah satu ikan asap tradisional dari Sumatera Selatan.
Di Bumi Silampari (Musi Rawas, Lubuklinggau dan Muratara) ikan salai juga sangat dikenal oleh masyarakat, yang dimanfaatkan untuk lauk makan.
Menurut sejarahnya, ikan salai ini dibuat karena jaman dahulu ikan di sungai melimpah. Agar tidak membuang ikan hasil tangkapan di sungai, makanya dibuat salai.
Sehingga untuk mengawetkan, ikan yang ditangkap diasapi agar dapat bertahan lama.
BACA JUGA:5 Berita Trending: Pembunuhan Karena Sering Diminta Minyak, Kakek Nenek 9 Cucu Menikah
Masyarakat mengasapi ikan dengan kayu bakar agar dapat bertahan lama.
Proses pembuatan ikan salai dimulai dari menyiangi, kemudian isi perut ikan dikeluarkan, dibelah tapi tidak sampai terpotong dua, kemudian berlanjut kepengasapan.
Di bawah tempat pengasapan, kayu telah disiapkan sembari menjaga nyala api supaya ikan yang diasap kering sempurna. Membuat ikan salai perlu waktu dua hari dua malam.
Ikan yang dapat menjadi ikan salai adalah gabus, seluang, baung dan ikan lais.
BACA JUGA:Simak Sejarah Filosofi dan Cara Membuat Rendang, Masakan Indonesia yang Mendunia
Kelebihan utama ikan salai adalah awet lebih lama. Ikan bisa bertahan lama sampai berminggu-minggu dan tetap bisa dikonsumsi.
Kelebihan lainnya pembuat bisa menambahkan rasa lain sesuai yang diinginkan. Kemudian tekstur lembut juga bisa didapatakan mudah, bahkan warna ikan menjadi lebih mencolok.
Ikan salai bisa dibuat berbagai menu, seperti sambal hingga bubur, dari asam pedas sampai nasi lasti. Pindang ikan salai, asam pedas salai, sambal ikan salai, sayur salai, gulai salai dan banyak lagi.
Berikut salah satu resep dan cara memasak gulai ikan salai.
BACA JUGA:5 Sayuran Ini Diklaim Bisa Tingkatkan Asam Urat? Simak Cara Pencegahannya